Followers

Thursday, September 29, 2011

Sakaratulmaut.


Muhasabah Kematian: Sajak Sakaratulmaut

Alhamdulillah dengan Rahmat dan Kasih sayangnya kita bisa di pertemukan lagi dalam dunia maya ini,dalam pertemuan hari ini saya kongsikan sebuah sajak yang sangat mengesankan jiwa setiap insan bernama muslim.Bagi saya sajak ini merupakan sebuah sajak yang penuh dengan nostalgia.Saya sendiri pernah menyaksikan bacaan sajak ini oleh Ustaz Dinie Juri,beliau bagi saya mempunyai suara yang sangat mantap dalam menyampaikan sajak,puisi,terjemahan quran dan lain-lain.Saya sememangnya menyukai suara beliau .

Saya menyaksikan bacaan sajak ini pertama kali dalam satu Konsert Kebudayaan Islam di sebuah sekolah menengah di Pekan Kapar sekitar tahun 1988,ketika itu beliau masih berjubah dan berserban,kali kedua saya mendengar bacaan sajak ini dalam tahun 2006 di masjid Munawarah seksyen 27 Shah Alam.Persembahan dan bacaan sajak yang bertenaga dan mantap serta sangat menginsafkan.Sahabat-sahabat semua mungkin ada yang masih ingat dengan sajak ini.

Mari kita sama-sama hayati sajak ini.

Sakaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Sakaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Sakaratul maut.. maut.. maut.. maut.. maut..! Di hari itu seorang OB rebah di kamar mandi Diserang lemah jantungnya Yang menggugat nyawanya Tengah malam Pulang dari sebuah hotel di kl Bersama puan mudanya Bersama mulut dan lidahnya Yang dinajisi alkohol Dan banglonya di atas bukit Tuan muda menelofon doktor peribadi OB Dan doktor berkejaran bersama beg perubatannya Dan sebatang jarum injeksen Dibenamkan ke urat OB Dan berombak-ombaklah nafasnya Bergelombang dadanya Dilambung nazak Hempas-menghempas Tujuh hari tujuh malam OB bergeletekkan Golek gelentang di pembaringan Dan suluruh dunia dan isinya berkumpul di dalam kepalanya Bangloku, mercedesku, wangku dalam bank Bumi Saham-sahamku di syarikat-syarikat Rumah-rumah sewaku Pengarah-pengarah Kuda-kudaku di padang gombak Padang golfku Anak-anakku di luar negeri Dan isteri mudaku Nazak hempas-menghempas Pulas-memulas Dan pintal-memintal Makan? Geleng kepala Minum? Geleng kepala Arak? Geleng kepala Isteri muda? Geleng kepala Mau ke padang lumba kuda? Geleng kepala Mau pergi ke genting highland? Geleng kepala Melancong ke eropah? Geleng kepala Ke mekah naik haji? Geleng kepala Apa yang kau mahu?! Oh tuhan.. Panjangkan umurku.. Panjang umur? Berapa tahun engkau mahu? 100 tahun? Cukup? Ya 100 tahun 63 tahun tidak cukup? Tak puas hidup? Tidak kenyang makan maksiat Belum bosan mengumpul dosa Kau mahu panjang umur lagi Sedetik lagi sakaratul maut datang Sedetik lagi Izrail datang Sedetik lagi malaikatul maut datang Kau diambang sakaratul maut Kau nazak sekarang wahai OB Aku makin tegang Dan makin sendat nafas di dada Kedinginan mulai memanjang Dan merayap kaki Perlahan-lahan menjalar ke seluruh jasad dan.. tubuhku Aku dilambung resah, gelisah, keluh kesah Keluhan dan rintihan.. Panas!!!!!!!!! Dahaga!!!!!!! Haus!!!! Panassss!!!!!!!! Air 7 lautan mau diteguk Sebesar 7 dunia kelaparan merobek usus-usus Syaitan-syaitan datang berbondong-bondong Menginjak-injak aku Menggudah aku Mau memurtadkan aku Nenekku datang.. nenek! Kau dahaga cucu? Kau lapar cucu? Mau air? Ini bijana penuh air madu Kalau cucu mau masuk syurga Minum air ini Ibu!!!!!!!!!! Ibuku menggoyangkan buah susunya Ini ibumu Air susu ini membesarkan kau Nak Buangkan Islam Matilah dalam agama yahudi Ayah!!!!!!!!!!!! Kau datang ayah? Matilah dalam agama yahudi wahai anakku Matilah dalam agama kristian Itulah agama yang membawa kau masuk ke syurga katanya Ucaplah! Laaaaaaaaaaaaaaaaaailaaaaaaaaaaahaillallaaaaaaaah! Tidak! Tidak! Tidaaaaaaaaaaaaaaaak! Ucaplah! Laaaaaaaaaaaaaaaaaailaaaaaaaaaaahaillallaaaaaaaah! Tidak! Tidak! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak! Rumahku Mercedesku Wangku dalam bank Saham-sahamku Kuda-kudaku Kolam mandiku Padang golfku Isteri-isteriku Dan duniaku! Sakaratul maut pun datang Pak lebai dari rumah setinggan Dipanggil oleh pemandu dengan mercedes Dan memanjat bukit ke bangloku di puncak desir angin Tapi lidahku telah kelu Dan sakaratul maut kian detik tiba Manusia-manusia berjubah hitam datang Mari ikut kami! Manusia-manusia berjubah hijau datang membawa payung hijau Katanya.. Mari ikut kami! Cahaya putih datang Datang sinar kuning Datang kiratan hitam Cahaya merah datang Apa ini?! Apa ini?! Aku sakaaaaaratul mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut! Kedinginan menjalar merayap perlahan-lahan Dari hujung kaki ke hujung rambut Dan kini seluruh jasadku diseliputi sejuk Dan dingin singgah ditengkorokkan Kemudian datanglah malaikatul maut di hujung kepalaku Hai!!! Jiwa yang keji! Keluarlah kepada kemurkaan Allah! Rohku berselerak ke seluruh tubuhku lalu.. Inna lillahi wainna ilaihi rajiuuuuunn Malaikat-malaikat yang menunggu sesayup mata memandang Dan menghemburlah bau bangkai sebusuk-busuknya Tuliskan! Suratannya dalam sektor pada bumi yang terbawah Roh aku dicampakkan Dikembalikan ke dalam jasad Lalu datang dua orang malaikat Dan didudukinya aku Siapa Tuhanmu! Hah hah hah aku tidak tahu!!!!!!!!! Apa engkau mahu?! Hah hah hah aku tidak tahu!!!!!!!! Siapa lelaki ini yang diutus kepadamu?! Ah ah ah aku tidak tahu!!!!!!!! Datanglah kepadaku seorang lelaki yang hodoh wajahnya Buruk pakaiannya Busuk baunya Siapa engkau? Akulah amalanmu yang kejiiii… Kini aku diazab dan disiksa di dalam kubur Menunggu.. Menunggu doa anak yang soleh Mana doa anakku seorang peguam? Mana doa anakku seorang doktor? Mana doa anakku seorang jurutera? Mana doa anakku seorang arkitek? Manaaaa doa anakku seorang profesor? Manaaaa?! Manaaaaaaaaaaaa?! Manaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?!

No comments:

Post a Comment

DEMI MASA