Untaian Kata
Syukur
Alhamdulillah yang tidak terhingga dipanjatkan kehadrat Allah SWT, dengan
limpah kurniaan-Nya serta selawat dan salam ke atas junjungan mulia Nabi
Muhammad SAW, keluarga, para sahabat dan seluruh muslimin dan muslimat. Di
tangan kalian sekarang ini merupakan buah fikiran yang saya persembahkan untuk
kalian, ia merupakan himpunan atau pun koleksi sajak-sajak yang saya nukilkan
selama beberapa tahun, mulai tahun 1995 sehinggalah tahun 2013. Itu pun jika
ianya layak disebut sebuah sajak.
Secara
pribadinya, ia bukanlah sebuah sajak atau puisi, jika mahu diukur ilmu yang
saya miliki. Waktu itu hanya lontaran
perasaan bila ada satu-satu persoalan dalam hidup yang melanda, maka terhasilah
luahan rasa hati seperti susunan sebuah sajak atau puisi. Mungkin pengaruh dari
suka membaca tulisan sajak di akhbar waktu itu. Maka terbinalah sebuah luahan
yang sebegitu. Entahlah...!.
Pelbagai Rasa
Entah kenapa
tiba-tiba ada keinginan untuk saya mengumpulkan kesemua hasil tulisan sajak ini
sebagai koleksi pribadi. Selama beberapa bulan, menuliskan semula kesemua
sajak-sajak tersebut ke dalam folder di Komputer lama, agar ianya tidak hilang
dan terbuang begitu sahaja. Sedikit demi sedikit, mengikut kemampuan daya
penulisan, akhirnya saya telah dapat kumpulkan tulisan-tulisan tersebut.
Menyelongkar
buku-buku catatan lama, juga cebisan-cebisan kertas yang mengandungi
tulisan-tulisan berbentuk sajak ini, dengan niat agar mesej yang dinukilkan ini
dapat dimanfaati oleh anak-anak pada masa akan datang. Sebenarnya, tidak
terniat pun pada masa lalu untuk menulis sajak, bahkan ilmu atau panduan untuk
menulis sajak pun tidak dimiliki.
Cuma sekadar
meluah perasaan melalui penulisan ala-ala sajak. Tapi bila ditatapi, dibaca
kembali tulisan-tulisan tersebut, rupa-rupanya ada nostalgianya. Maka
usaha-usaha untuk menghimpunkannya kini telah berjaya. Syukur Alhamdulillah
sekali lagi!. Dalam koleksi ini, bermacam-macam perasaan luahan rasa.
Ada perasaan
semangat, marah, cinta, sayang, kasih, frust, perjuangan, muhasabah kematian,
politik dan pelbagai rasa lagi. Ia punyai nostalgia yang tersendiri.
Perasaan-perasaan dulu-dulu yang terlalu emosi, geram, marah, rindu, jatuh
cinta, memendam rasa...ya semuanya ada, boleh dinikmatinya.
Ia bukanlah sajak
atau puisi-puisi yang sangat puitis, ia lontaran secara bersahaja, tanpa ada
asas ilmu sajak ketika itu, tidak faham apa diksi, metafora, stanza,
personifikasi dan istilah-istilah lain dalam penulisan sajak atau puisi ini.
Waktu itu memang suka baca sajak-sajak dalam akhbar arus perdana ( jika ada
peluang membelinya), di majalah-majalah( waktu itu tidak terfikir pun untuk
membeli majalah-majalah keluaran DBP), Harakah dalam ruangan sastera dan budaya
( Ada digunting untuk dibuat buku skrap, hingga kini tidak berjaya dibuat pun).
Waktu itu tidak
menekuni pun cara satu-satu sajak ditulis, sekadar membacanya begitu sahaja.
Hingga apabila, perasaan adakalanya dilanda gelora, bermacam-macam luahan
perasaan dilontarkan melalui penulisan ala-ala sajak begitu. Sehingga ke hari
ini, bila diselongkar buku catatan lama, rupa-rupanya beratus juga hasil
nukilan luahan hati itu. Bila dibaca lagi, mengimbau kenangan lama, ia sungguh
mengasyikkan sekali.
Mengimbau
Kembali
Sekitar tahun
1995 saya sudah mula menulis, luahan perasaan melalui buku catatan pribadi, apa
sahaja yang terlintas difikiran waktu itu akan dicatat dalam buku yang
disediakan khas. Juga melalui dairi pribadi, adakalanya tidak lengkap pun
tetapi kerana minat untuk meluahkan perasaan melaluinya ia tetap dimiliki dairi
tersebut.
Suka duka dalam
dunia pekerjaan, perasaan-perasaan semangat, geram, sayang dan pelbagai rasa
saya luahkan waktu itu. Ia semacam terapi yang bisa dapat mengubat hati yang
adakalanya berkecamuk. Bila diulangi pembacaan hasil luahan rasa hati kita, ia
dapat mendamaikan perasaan itu, waktu itulah.
Pergolakan dunia
politik juga, membangkitkan perasaan-perasaan yang sangat memberontak. Melihat
kezaliman penguasa, ketidakadilan dan pelabagai rasa membangkitkan perasaan
yang sungguh jengkel, marah, benci, meradang dan sebagainya. Itu juga menjadi
terapi diri agar bersabar dalam menghadapi situasi waktu itu.
Apatah lagi
perasaan cinta, kasih, sayang, akan melahirkan lontaran-lontaran perasaan yang
pelbagai, ada rindu serindu-rindunya, ada kasih sekasih-kasihnya, jiwa muda
remaja tika itu sungguh mengasyikkan sekali. Memendam perasaan, cinta dan kasih
pada seseorang hingga tidak terluah, akhirnya memeranakan diri sendiri. Ah...
betapa cinta waktu itu sungguh asing bagi saya, tapi ia tetap menggoda-goda
usia waktu itu.
Apa lagi yang
tidak terluah waktu itu... semuanya ada nostalgiannya.
Untuk sajak-sajak
tahun 2013, hanya sebahagian sahaja yang dapat di masukkan ke dalam koleksi
ini. Mungkin akan menyusul koleksi khas sajak 2013, Ia lebih pada sajak-sajak
yang saya terbitkan di Portal Esastera.com. Dan ada juga sajak-sajak politik
yang sangat kritikal waktu itu yang tidak saya masukkan dalam koleksi ini,
namun ia sedang dikumpulkan dalam koleksi sajak yang lain, dan usaha ini sedang
dilakukan. Moga Allah SWT memberi bantuan dan kekuatan pada saya.
Kini
Dari setahun ke
setahun, usia pun semakin dewasa, pemikiran pun semakin berubah, lebih matang
dan rasional. Insyallah, mudah-mudahan begitulah hendaknya. Luahan dan lontaran
rasa hati masih lagi dinukilkan melalui sajak-sajak yang ditulis. Dengan hasil
pembacaan buku-buku sajak, melalui media maya dan sebagainya memberikan input
yang banyak pada diri, agar dapat melengkapi dan mempelajari selok-belok sebuah
sajak itu dibina atau ditulis.
Menjumpai portal
eSastera.com, sekitar tahun 2010, kalau tidak silap saya. Telah menjadikan
titik mula untuk mempelajari tentang penulisan sajak atau puisi melalui media
maya ini. Melaluinya, dengan apa yang dikatakan sajak saiber, kita boleh
mempelbagaikan corak persembahan sajak kita dengan disertai unsur-unsur saiber,
juga sajak tanpa unsur saiber boleh diterbitkan di Portal tersebut.
Dengan
menerbitkan sajak-sajak kita di sana, ia akan dinilai dan dikritik secara
langsung oleh pembaca-pembaca yang membaca hasil penulisan sajak kita.
Komen-komen atau kritik yang membina, akan dilontarkan oleh pembaca yang arif
tentang sajak atau puisi. Di esastera, penulis sajak juga pendeklamator sajak
yang hebat seperti Puzi Hadi turut memberi komen, kritik membina sajak atau
puisi yang kita terbitkan di Portal tersebut.
Juga, pendiri
Portal eSastera, Dr.Irwan turut memberi komen, kritik dan rangsangan kepada
penulis-penulis baharu seperti saya. Selain itu IDA atau Ibnu Din AsSingkiri
turut memberikan rangsangan, komen dan kritik yang membina. Juga kepada para pembaca yang juga penulis di Portal
eSastera, sentiasa membaca dan memberi komen.Semuanya itu telah memberikan
semangat dan azam yang kuat untuk saya menukilkan apa sahaja yang tercetus di
minda ini, dan akhirnya akan melahirkan sebuah sajak yang dapat diterbitkan di
Portal tersebut.
Dalam usia yang
menuju ke empat puluh tahun ini, semangat menulis semakin membuak-buak. Dalam
hati sentiasa berdoa agar, Allah SWT memberikan kekuatan, kesihatan dan
keselamatan ke atas diri ini. Sentiasa dalam redha-Nya dan lindungannya selalu.
Di berikan idea dan ilham yang mencurah-curah. Agar semua nanti yang saya
nukilkan melalui pena ini memberi manfaat kepada diri, keluarga dan masyarakat.
Amin!.
Apa pun, itu
semua bergantung kepada kecekalan dan semangat penulisnya. Agar berterusan
menulis, menulis dan menulis. Menulis tanpa jemu...tulis apa-apa sahaja. Ya,
itulah harapan penulis secara pribadinya. Usia empat puluh tahun nanti akan
dimanfaati untuk sesuatu yang berfaedah untuk ummah. Ilmu yang sekelumit ini
akan dimanfaatkan tanpa rasa jemu dan lesu hendaknya.
Harapan
Untuk akhirnya...
khusus kepada anak-anak, seandainya segala catatan, luahan hati ini boleh
mendatangkan manfaat pada kalian, maka ambillah ibrah darinya. Cetusan dan
getusan yang emosional hanya merupakan rasa hati Abi waktu itu. Persoalan hidup
yang dilalui waktu itu banyak mendatangkan kesan emosi pada diri sehinggalah
akhir hayat ini. Ia bukan sekadar emosi semata-mata tetapi setiap luahan hati
itu ada nostalgianya sendiri.
Dalam koleksi
ini, tiada yang rahsia, ia luhan hati yang sebenarnya dari hati seorang insan
yang biasa-biasa sahaja. Boleh juga dikatakan koleksi sajak entah apa-apa
entah!. Apakah ia boleh dikatakan koleksi sajak atau pun tidak saya tidak tahu,
Jika ada sesiapa yang sudi menilainya, itu juga harapan saya. Entahlah...
Harapan agar
anak-anak dapat menyimpannya agar ia akan dapat memberi inspirasi dan motivasi
buat kalian. Ini sahajalah yang Abi dapat wariskan pada kalian selain harta
yang mungkin tidak seberapa. Moga ilmu yang sedikit ini dapat dimanfaati oleh
kalian, juga kepada sesiapa sahaja yang mungkin dapat menikamati hasil
penulisan ini.
Sesungguhnya
ribuan terima kasih kepada isteri tercinta, yang terlalu sabar dengan karenah
suamimu ini. Adakalanya kelihatan berjam-jam dihadapan laptop ini. Entah apa
yang dibuatnya. Inilah hasilnya, duhai isteriku...yang mungkin dapat ditatapi
oleh mu dan anak-anak kita nanti bila mereka sudah dewasa. Anak-anak yang masih
kecil ketika Abi sedang menulis datang mengacau dan usik Abi...apa pun kalian
sangat menghiburkan hati Abi.
Sesungguhnya
nikmat masa yang diberikan oleh Allah SWT ini, mudah-mudahan memberi manfaat
pada saya, dan menjadilah saya manusia yang bersyukur semata-mata hanya
pada-Nya. Terima kasih Tuhan kerana memberikan kekuatan dan kesempatan untuk
aku menghimpunkan hasil tulisan aku ini sebuah pusaka yang dapat diwarisi oleh
anak-anakku.
Amin Ya Rabb!.
Masshah 2013
Bilik Buku
10:40 malam
Ahad Malam
Isnin
(20hb 10 2013M
bersamaan 15 Zulhijjah 1434H.)