Thursday, September 29, 2011
Sakaratulmaut.
Muhasabah Kematian: Sajak Sakaratulmaut
Alhamdulillah dengan Rahmat dan Kasih sayangnya kita bisa di pertemukan lagi dalam dunia maya ini,dalam pertemuan hari ini saya kongsikan sebuah sajak yang sangat mengesankan jiwa setiap insan bernama muslim.Bagi saya sajak ini merupakan sebuah sajak yang penuh dengan nostalgia.Saya sendiri pernah menyaksikan bacaan sajak ini oleh Ustaz Dinie Juri,beliau bagi saya mempunyai suara yang sangat mantap dalam menyampaikan sajak,puisi,terjemahan quran dan lain-lain.Saya sememangnya menyukai suara beliau .
Saya menyaksikan bacaan sajak ini pertama kali dalam satu Konsert Kebudayaan Islam di sebuah sekolah menengah di Pekan Kapar sekitar tahun 1988,ketika itu beliau masih berjubah dan berserban,kali kedua saya mendengar bacaan sajak ini dalam tahun 2006 di masjid Munawarah seksyen 27 Shah Alam.Persembahan dan bacaan sajak yang bertenaga dan mantap serta sangat menginsafkan.Sahabat-sahabat semua mungkin ada yang masih ingat dengan sajak ini.
Mari kita sama-sama hayati sajak ini.
Sakaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Sakaraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa! Sakaratul maut.. maut.. maut.. maut.. maut..! Di hari itu seorang OB rebah di kamar mandi Diserang lemah jantungnya Yang menggugat nyawanya Tengah malam Pulang dari sebuah hotel di kl Bersama puan mudanya Bersama mulut dan lidahnya Yang dinajisi alkohol Dan banglonya di atas bukit Tuan muda menelofon doktor peribadi OB Dan doktor berkejaran bersama beg perubatannya Dan sebatang jarum injeksen Dibenamkan ke urat OB Dan berombak-ombaklah nafasnya Bergelombang dadanya Dilambung nazak Hempas-menghempas Tujuh hari tujuh malam OB bergeletekkan Golek gelentang di pembaringan Dan suluruh dunia dan isinya berkumpul di dalam kepalanya Bangloku, mercedesku, wangku dalam bank Bumi Saham-sahamku di syarikat-syarikat Rumah-rumah sewaku Pengarah-pengarah Kuda-kudaku di padang gombak Padang golfku Anak-anakku di luar negeri Dan isteri mudaku Nazak hempas-menghempas Pulas-memulas Dan pintal-memintal Makan? Geleng kepala Minum? Geleng kepala Arak? Geleng kepala Isteri muda? Geleng kepala Mau ke padang lumba kuda? Geleng kepala Mau pergi ke genting highland? Geleng kepala Melancong ke eropah? Geleng kepala Ke mekah naik haji? Geleng kepala Apa yang kau mahu?! Oh tuhan.. Panjangkan umurku.. Panjang umur? Berapa tahun engkau mahu? 100 tahun? Cukup? Ya 100 tahun 63 tahun tidak cukup? Tak puas hidup? Tidak kenyang makan maksiat Belum bosan mengumpul dosa Kau mahu panjang umur lagi Sedetik lagi sakaratul maut datang Sedetik lagi Izrail datang Sedetik lagi malaikatul maut datang Kau diambang sakaratul maut Kau nazak sekarang wahai OB Aku makin tegang Dan makin sendat nafas di dada Kedinginan mulai memanjang Dan merayap kaki Perlahan-lahan menjalar ke seluruh jasad dan.. tubuhku Aku dilambung resah, gelisah, keluh kesah Keluhan dan rintihan.. Panas!!!!!!!!! Dahaga!!!!!!! Haus!!!! Panassss!!!!!!!! Air 7 lautan mau diteguk Sebesar 7 dunia kelaparan merobek usus-usus Syaitan-syaitan datang berbondong-bondong Menginjak-injak aku Menggudah aku Mau memurtadkan aku Nenekku datang.. nenek! Kau dahaga cucu? Kau lapar cucu? Mau air? Ini bijana penuh air madu Kalau cucu mau masuk syurga Minum air ini Ibu!!!!!!!!!! Ibuku menggoyangkan buah susunya Ini ibumu Air susu ini membesarkan kau Nak Buangkan Islam Matilah dalam agama yahudi Ayah!!!!!!!!!!!! Kau datang ayah? Matilah dalam agama yahudi wahai anakku Matilah dalam agama kristian Itulah agama yang membawa kau masuk ke syurga katanya Ucaplah! Laaaaaaaaaaaaaaaaaailaaaaaaaaaaahaillallaaaaaaaah! Tidak! Tidak! Tidaaaaaaaaaaaaaaaak! Ucaplah! Laaaaaaaaaaaaaaaaaailaaaaaaaaaaahaillallaaaaaaaah! Tidak! Tidak! Tidaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak! Rumahku Mercedesku Wangku dalam bank Saham-sahamku Kuda-kudaku Kolam mandiku Padang golfku Isteri-isteriku Dan duniaku! Sakaratul maut pun datang Pak lebai dari rumah setinggan Dipanggil oleh pemandu dengan mercedes Dan memanjat bukit ke bangloku di puncak desir angin Tapi lidahku telah kelu Dan sakaratul maut kian detik tiba Manusia-manusia berjubah hitam datang Mari ikut kami! Manusia-manusia berjubah hijau datang membawa payung hijau Katanya.. Mari ikut kami! Cahaya putih datang Datang sinar kuning Datang kiratan hitam Cahaya merah datang Apa ini?! Apa ini?! Aku sakaaaaaratul mauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuut! Kedinginan menjalar merayap perlahan-lahan Dari hujung kaki ke hujung rambut Dan kini seluruh jasadku diseliputi sejuk Dan dingin singgah ditengkorokkan Kemudian datanglah malaikatul maut di hujung kepalaku Hai!!! Jiwa yang keji! Keluarlah kepada kemurkaan Allah! Rohku berselerak ke seluruh tubuhku lalu.. Inna lillahi wainna ilaihi rajiuuuuunn Malaikat-malaikat yang menunggu sesayup mata memandang Dan menghemburlah bau bangkai sebusuk-busuknya Tuliskan! Suratannya dalam sektor pada bumi yang terbawah Roh aku dicampakkan Dikembalikan ke dalam jasad Lalu datang dua orang malaikat Dan didudukinya aku Siapa Tuhanmu! Hah hah hah aku tidak tahu!!!!!!!!! Apa engkau mahu?! Hah hah hah aku tidak tahu!!!!!!!! Siapa lelaki ini yang diutus kepadamu?! Ah ah ah aku tidak tahu!!!!!!!! Datanglah kepadaku seorang lelaki yang hodoh wajahnya Buruk pakaiannya Busuk baunya Siapa engkau? Akulah amalanmu yang kejiiii… Kini aku diazab dan disiksa di dalam kubur Menunggu.. Menunggu doa anak yang soleh Mana doa anakku seorang peguam? Mana doa anakku seorang doktor? Mana doa anakku seorang jurutera? Mana doa anakku seorang arkitek? Manaaaa doa anakku seorang profesor? Manaaaa?! Manaaaaaaaaaaaa?! Manaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa?!
Tuesday, September 27, 2011
Mutiara Kata Indah Dari Hati
Kesempatan kerja shift malam,ada masa terluang saya mengambil peluang untuk membaca buku yang dibawa setiap hari.Beg yang di bawa sentiasa ada buku untuk mudah saya mencapai buku untuk di baca.Adakalanya bertemankan kertas kosong mencuba menukilkan kata-kata mutiara yang lahir dari hati,maklum kerja malam agak sentimental suasananya,jadi peluang yang ada sewaktu rehat dan selepas kerja yang di lakukan sudah selesai,saya manfaatkan untuk sesuatu yang berfaedah untuk diri saya.
Minat dan suka membaca ini,melahirkan kata-kata yang indah untuk di luahkan,khususnya dalam meluahkan keindahan dan manfaat membaca.Di bawah ini sebahagian dari 61 mutiara kata yang saya luahkan dalam kertas kosong,saya kongsikan semula untuk semua yang ingin mengambil manfaatnya.
“Membacalah sesungguhnya membaca itu menyuburkan minda dan mematangkan buah fikiran.Justeru itu ,jangan sekali-kali meninggalkannya”
“Membaca itu indah dan keindahannya itu akan terpancar selepas anda selesai membaca”
“Membaca itu bukan setakat omongan tetapi perlu di realisasikan”
“Hati yang tenang pasti menyukai membaca”
“Anda tidak pernah dipaksa membaca tetapi suatau masa anda tetap akan membaca”
“Orang yang suka membaca tidak kira buku itu tebal atau nipis ia tetap akan membacanya”
“Mahu tak mahu anda tetap membaca”
Membaca itu menyeronokan tetapi dengan hati yang bahagia”
“Orang yang malas membaca sebenarnya sedang membaca,yakni membaca tentang dirinya”
“Di paksa atau tidak,anda sebenarnya tetap akan membaca”
“Membaca itu bukan sekadar suruhan tetapi tuntutan yang sangat agung dari yang Maha Agung”
“Orang yang dalam keadaan sakit pun tetap membaca itu tandanya hatinya sangat bahagia”
“Anda tidak akan dapat upah dengan membaca tetapi anda akan mendapat keuntungan dengan membaca”
“Membaca dan berfikir akan menghasilkan minda yang segar”
“Buku,majalah,akhbar untuk dibaca bukan dilihat”
“Membaca sangat menghairahkan”
“Membaca itu perlu dan sangat diperlukan”
“Untuk tahu sesuatau membacalah”
“Sesiapa sahaja boleh membaca tetapi belum tentu berterusan”
“Luangkan sedikit masamu dengan membaca,pasti engkau beroleh kelapangan”
“Cari sesuatu,nak tahu kena membaca...”
“Anda ingin membuat penyelesaian masalah maka dengan membaca pasti selesai masalah”
“Tanpa membaca pasti tidak tahu apa-apa”
“Jangan pandang remeh tuntutan membaca”
“Membaca kena biasakan”
“Kena membaca,jika tidak anda tidak tahu apa-apa”
“Tataplah buku pasti keinginan untuk membaca ada dalam hati”
“Ada buku maka ada aktiviti membaca,ada penulis terhasilah sebuah buku”
“Cinta buku,anda pasti cinta ilmu”
“Membaca itu satu nikmat dari sekian banyak nikmatnya”
“Rugi jika anda tidak membaca”
“Malas salah satu punca tidak mahu membaca”
“Semangat sangat perlu dalam mendorong untuk terus membaca”
“Buku penyebab dahagankan ilmu”
“Makin banyak membaca semakin banyak yang tak tahu..”
“Ulamak sangat suka membaca,ilmunya bak mutiara”
“Jika umat Islam suka membaca,Yahudi pasti takut”
“Setiap hari kita lihat tulisan,dalam hati pasti membaca tulisan itu”
“Sayangkan Ulamak bererti sayangkan ilmunya juga”
“Pemimpin yang menyeru rakyatnya supaya membaca,pemimpin itu belum tentu kuat membaca,lebih-lebih lagi pemimpin politik”
“Hidup hilang serinya jika tidak membaca”
“Belilah buku dan bacalah buku itu”
“Keluarkan hasil pendapatan untuk membeli buku”
“Sudut bacaan sangat perlu untuk merangsang agar amalan membaca berterusan”
“Membaca tidak semestinya di perpustakaan,di rumah pun sudah memadai”
“Ibu bapa adalah contoh buat anak-anak,oleh itu jadikan membaca sebagai contoh untuk mereka ikuti”
“Membacalah dimana-mana yang penting anda menyukainya”
“Banyak-banyak gila,gila buku antara gila yang di hormati”
“Pastikan di dalam beg mu ada buku”
“Banyak membaca sukar untuk di tipu”
“Seorang penulis sudah pasti suka membaca dan suka pada buku”
“Membaca menyihatkan minda”
“Tidak membaca minda jadi beku”
“Membacalah walaupun sekejap”
“Rugi jika tidak membaca”
“Membaca hilanglah stress”
“Ilmu kurang bila malas membaca”
“Tunggu apa lagi membacalah..!”
“Kematian menjemput membaca pun tamat”
Inilah beberapa mutiara kata hasil nukilan yang saya luahkan dari hati yang penuh kasih dan sayang pada buku dan semestinya ilmu yang terkandung dalam sesebuah buku.Semoga mutiara kata tersebut ada manfaat untuk semua bagi mendorong agar terus minat dan suka membaca.
Selamat membaca pada semua..!
Friday, September 23, 2011
Jom Ke Festival Buku Kanak-Kanak 2011
Nantikan festival buku kanak-kanak bermula 27 Oktober hingga 2 November ini di Dataran Merdeka. Pelbagai aktiviti menarik disediakan kepada pengunjung.
Sumber:Facebook PTSMonday, September 5, 2011
Tip Survival Penulis: Nama Penulis adalah Brand
Dalam dunia bisnes yang sangat kompetitif hari ini, brand adalah sumber profit. Dunia bisnes buku pun serupa sahaja dengan bisnes-bisnes lain.1. Penerbit mesti menjadikan namanya sebagai brand terkenal. Justeru PTS mesti melaburkan wang bagi mempromosikan nama 'PTS' sebagai brand terkenal.
2. Penulis mesti menjadikan namanya menjadi brand terkenal. Contoh penulis yang namanya sudah menjadi brand adalah 'Ain Maisarah' dan 'Abdul Latip Talib'.
3. Penterjemah mesti menjadikan namanya brand terkenal. Nama penterjemah boleh menyebabkan buku yang diterjemahkan laku ataupun tidak. Pembaca juga boleh meminati gaya terjemahan seseorang penterjemah.
4. Pekomik mesti menjadikan namanya brand terkenal. Pekomik ada seperti penulis, mereka mempunyai peminat masing-masing.
5. Ilustrator buku mesti menjadikan namanya brand terkenal. Ilustrator juga boleh menyebabkan buku laku ataupun tidak.
Buku adalah barangan konsumer. Dalam dunia bisnes barangan konsumer, brand adalah segala-galanya. Bagitu banyak pilihan di hadapan mata. Akhirnya brand menjadi pilihan.
Ada brand, ada profit. Tidak ada brand, tidak ada profit.
Dipetik daripada Universiti Terbuka PTS (UNIKA).
Sunday, September 4, 2011
Perginya Seorang Ulamak
Ayat-ayat suci al- Quran yang dibacanya begitu nyaring dan bertenaga. Sesiapa juga yang menjadi makmun, yang belum kenal suara atau melihat wajahnya, pasti akan mengatakan, lelaki yang sedang mengimamkan solat itu usianya sekitar 30an. Namun bagi mereka yang sudah kenal biasa dengannya, sosok yang bersuara merdu dengan vokal yang sangat bertenaga itu, sudah melewati usia sepoh.
Meskipun usianya sudah lanjut, namun saat berbicara dengan tetamu atau memberi kuliah kepada sentri, suaranya mantap, bersemangat dan menyakinkan. Percakapannya sarat dengan nasihat keagamaan tapi bersulam humor. Sesiapa yang berbicara dengannya, pasti tidak sedar, jarum jam bergerak begitu pantas, mendahului jangkaan.
Itulah Tuan guru Haji Hashim Abu Bakar, lebih akrab dengan panggilan Ayah Sin. Pada tanggal 30 Ogos 2011, jam 1.15 sore, saat umat Islam merayakan hari raya aidilfitri tokoh ulama tersohor itu kembali rahmatullah dalam usia 91 tahun di rumahnya di komplek Madarasah Ad-Daniah Balakariah Pasir Tumboh, Kota Bharu, Kelantan, kerana sakit tua.
Lahir pada 1920, di Kg. Pantai Johor, Alor Setar, Kedah, daripada keluarga ulama. Bapanya berasal dari Pattani yang berhijrah ke Kedah dan berkahwin dengan anak tempatan. Pada 1935, ketika usianya 12 tahun, ibu bapanya menghantar belajar di Darul Ulum dan di Masjidil Haram, Mekah. Antara gurunya ketika itu, ialah Syeikh Mohd. Yasin al Padangni, seorang ulama terkenal di Mekah asal Minangkabau, Indonesia, Syeikh Hassan Mashud dan Syeikh Muhamad Alawi daripada Maghribi.
Sekembalinya ke tanah air (1939), dia menyambung lagi pengajian secara tradisional di Madarsah Asyariah, Bagan Datok, Perak, selama setahun (1940). Semasa Jepun menduduki Tanah Melayu beliau kembali ke kampung kelahirannya di Kedah, sehingglah pada 1946. Setahun selepas tentera Jepun menyerah kalah, Haji Hashim berhijrah ke Kelantan. Ketika di Kelantan, dia mendalami lagi ilmu agama di Pondok Bunut Payung.
Antara rakan-rakan sepengajian beliau ketika itu, samada sewaktu di Mekah, mahupun di tanah air, ialah bekas guru di Maahad Muhammadi, Ustaz Haji Hasan Idris, iaitu anak Tok Guru Haji Idris, Bachok dan Tok Guru Ayah Kob, Machang, Kelantan.
Madarasah Ad-Daniah Bal-akariah atau nama popularnya Pondok Terosan, Pasir Tumboh, dibuka pada 1953 oleh dua orang ulama bersuadara, Haji Mustafa bin Abu Bakar dan adiknya Haji Abdul Aziz Abu Bakar. Ketika itu Ayah Sin menyambung sentri di pesantren tersebut. Minat beliau kepada pengajian Islam secara tradisional menjadikan dirinya sangat sinonim dengan suasana pesanteran.
Kebetulan, Almarhum mempunyai hubungan kekeluargaan dengan Tok Guru Haji Abdul Aziz atau nama akrabnya, Tok Guru Ayah Jik, adalah adik ipar. Menurut haraki pondok Terosan, Ayah Sin merupakan murid paling kanan antara ribuan murid yang belajar di situ ketika itu. Justeru bila Tok Guru Ayah Jik meninggal dunia, maka kepimpinan pesanteran Pasir Tumboh diserahkan kepada beliau.
Ayah Sin, mula memimpin pesanteran pada 1987. Banyak perubahan dilakukannya sedikit demi sedikit, terutama membangunan pasarana. Masjid diperbesarkan, asrama-asrama moden untuk sentri setingi 5 lantai didirikan. Lengkap dengan kantin, kedai runcit dan lain-lain kemudahan, bagi menggantikan rumah-rumah kecil bebentuk pondok kayu yang sudah usang dan tidak teratur.
Hari ini, sesiapa yang berkunjung ke Pondok Terosan, akan terpegun dengan pembanguan yang dijalankan berbanding dengan sebelumnya.
Meskipun, sekolah-sekolah aliran agama dibangun di setiap daerah dan bandar dengan sistem pembelajarannya secara moden, namun kaedah pembelajaran agama secara tradisional seperti dipraktikkan di sini terus kekal.
Pondok Terusan upaya menarik minat ibu bapa untuk terus menghantar anak-anak mereka belajar. Sekarang terdapat seramai kira-kira 500 sentri daripada seluruh Malaysia, dan luar negara seperti Pattani (Thailand) dan Kemboja belajar di sini secara tetap, disamping ratusan lagi para pelajar yang mengikuti pengajian secara tidak formal, majoritinya warga tempatan.
Kerana jasa-jasa beliau dalam perkembangan agama Islam, khususnya dalam mempertahankan institiusi pondok tradisional untuk terus bediri sama tinggi dengan institiusi pengajian Islam secara moden, pada 2007 pemerintah Kelantan mencalonkan beliau sebagai Tokol Maal Hijrah 1428H bagi Negeri Kelantan.
Pada 2010, KDYMM Al Sultan Kelantan, Sultan Muhammad V memperkenankan menganugerah gelaran Dato’ kepada beliau.
Ayah Sin yang mempunyai lima orang anak, dua lelaki dan tiga perempuan merupakan ulama yang disegani lagi dihormati. Beliau juga merupakan seorang yang zuhud. Sering dijemput untuk mengimamkan solat hajat perdana, yang dihadiri ribuan makmun, bila sesuatu kepentingan Islam cuba diinjak-injak oleh musuh Islam, seperti yang diadakan di Stadium Sultan Muhammad IX, Kota Bharu, suatu masa ketika beliau sihat dahulu.
Sumber: Demi Tinta
Friday, September 2, 2011
Biodata Dr. Mohd Anwar Ridhwan
Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
Mohd Anwar Ridhwan (5 Ogos 1949 - ) merupakan Sasterawan Negara Malaysia ke-10 dan juga merupakan seorang penulis novel Malaysia. Beliau dilahirkan pada 5 Ogos 1949 dalam keluarga petani yang berasal dari Perak yang kemudiannya menetap di Sungai Besar, Selangor. Pada 11 Ogos 2009, beliau diumumkan sebagai Sasterawan Negara Malaysia ke-10 oleh Timbalan Perdana Menteri, Tan Sri Muhyiddin Yassin di pejabatnya di Putrajaya.
Biodata peribadi
Anwar Ridhwan adalah seorang sasterawan yang terkemuka dari Malaysia. Nama sebenarnya Dato' Dr. Anuar bin Haji Rethwan dilahirkan di Sabak Bernam, Selangor pada 5 Ogos 1949. Lulusan Sarjana Muda Sastera (1973)dari Universiti Malaya, beliau kemudiannya memperolehi ijazah Sarjana Sastera (1983) dan Ijazah Doktor Falsafah (Ph.D)(1998) kesemuanya dari Universiti Malaya. Beliau menumpukan kerjayanya di Dewan Bahasa dan Pustaka (DBP) sehinggalah bersara pada tahun 2005 dengan jawatan terakhirnya Pengarah Penerbitan DBP.
Dunia Penulisan
Dalam dunia penulisan beliau terkenal sebagai seorang novelis dan penulis cerpen. Novelnya yang pertama ialah Hari-hari Terakhir Seorang Seniman yang memenangi Hadiah Novel Gapena-Yayasan Sabah, 1979. Sebuah lagi novelnya Arus (1985) memenangi Hadiah Sastera Malaysia 1984/1985.Antara cerpen karyanya ialah Perjalanan Terakhir (1971), Dunia adalah Sebuah Apartmen (1973), Sesudah Perang (1976)dan Dari Kiev ke Moskova (1992). Karya beliau yang diilham dan disiapkan di Jepun pada tahun 2001 berjudul Naratif Ogonshoto memenangi Hadiah Sastera Perdana Malaysia 2000/2001. Novel itu dengan judul "Bili i Nebili Ostrovov Ogonsoto" diterbitkan dalam bahasa Rusia (penterjemah Victor Pogadaev) pada tahun 2006 di Sanct-Petersburg (penerbit Paideia).
Pencapaian
1.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen "Perjalanan Terakhir (1971)
2.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen Dunia Adalah Sebuah Apartmen (1973)
3.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen Sesudah Perang (1976)
4.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen Sasaran,
5.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen Sahabat (1982)
6.Hadiah Karya Sastera Malaysia - Cerpen Menjadi Tua (1983)
7.Hadiah Pertama peraduan mengarang novel anjuran Yayasan Sabah dan GAPENA 1 Hari-hari Terakhir Seorang Seniman (1979)
8.Hadiah Sastera Malaysia 1984/1985 dengan novel Arus
9.Anugerah Sasterawan Negara ke-10 pada 20 Ogos 2009 oleh Tengku Mizan.
Sumber: Biodata Tokoh
Thursday, September 1, 2011
Mandala Dunia Kedua: Novel Terakhir Tuan Azizi Abdullah?
Allahyarham Haji Azizi
Allahyarham Haji Azizi meninggal dunia akibat sakit jantung setelah lebih enam bulan dirawat di hospital berkenaan. "Mandala Dunia Kedua yang diterbitkan bersama PTS Litera Utama mungkin karya terakhir yang ditulis oleh Ustaz Azizi Hj Abdullah," jelas Pengurus Tuan Rohidzir Rais kepada wakil media PTS.
Menurut Tuan Rohidzir Rais, novel Mandala Dunia Kedua ini ditulis sebahagiannya ketika Allahyarham Azizi berada di hospital. "Saya terharu apabila dalam perbualan telefon, ustaz menyatakan yang dia menyerahkan sepenuhnya kepada saya bagi menguruskan novel ini. Kepercayaan besar yang diberikan ini sangat menyentuh hati saya," ujar Tuan Rohidzir lanjut.
Novel yang akan diterbitkan pada pertengahan bulan hadapan ini sudah dipruf sendiri oleh Allahyarham Azizi Haji Abdullah sendiri sepanjang beliau berada di hospital. Tuan Rohidzir menjelaskan, hakikatnya kebanjiran novel Islami dalam pasaran di Malaysia serta dari PTS Litera Utama adalah buah ranum yang terhasil daripada Ustaz Azizi yang terlebih dahulu membajak tanah, menanam benih dan menyiram novel Islami ini dalam karyanya.
"Mungkin ada yang menolaknya dan mengaitkan kebangkitan ini dengan Habiburrahman dari seberang. Sedangkan Ustaz Azizi sudah lama memperjuangkan konsep halal dan haram penerbitan dalam karya-karya beliau. Perjuangan tauhid dan Tuhan sudah sinonim dengan karya beliau. Lebih menggagumkan lagi, novel-novel tauhid ini dihasilkan ketika dunia sastera Malaysia pada ketika itu sedang mabuk dengan teori barat yang menghalalkan segalanya atas nama seni," kata Tuan Rohidzir lagi.
Sumber: PTS